Posts

Showing posts from May, 2016

Move on

Image
     Move on punya makna yang berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang menganggap move on itu ketika sudah berhasil dapet pasangan baru. Ada juga yang punya persepsi kalo move on itu ketika udah bisa ngehapusin semua kenangan tentang mantan. Tapi bagiku, move on itu ketika you can live your life happily on your own . Terburu-buru mencari penggantinya mantan itu gak perlu kok. Jangan jadikan orang lain sebagai pelampiasan rasa sakitmu.      Move on itu perlu waktu, so take the times, take all the times you need. Cry as much as you can, as much as you want. Live with the pain. Go out. Make some friends. Join organizations. Do crazy stuffs. Make peace with reality. In the end, everything will be worth it.      Lagian, move on itu bukan ajang cepet-cepetan dapet pacar baru. Daripada pusing mikirin nyari pacar baru lebih baik fokus memperbaiki diri, memantaskan diri untuk seseorang yang lebih baik. If your ex find someone new easily just remember that you're looking for the right

Titik, mengakhiri.

     Aku pernah membenci titik. Dia tidak bertanya, tidak memerintah, tetapi dia mengakhiri. Seiring berjalannya waktu aku belajar, bahwa terkadang kita perlu mengakhiri sesuatu. Bukan, bukan karena sesuatu itu buruk atau tidak penting. Tapi, karena kita sadar bahwa kita pantas untuk sesuatu yang lebih baik. Sometimes we have to end something not because we don't love it anymore, but just because we love ourselves enough to not get hurt again . Mengakhiri bukan berarti kita kehilangan segalanya, mengakhiri berarti membuka kesempatan untuk sesuatu yang lebih baik. Akhiri jika tanpanya hidup ini terasa lebih baik. Akhiri jika tawamu lebih lebar ketika tidak bersamanya. Akhiri, jika dada ini selalu terasa sesak dibuatnya. Maka, akhirilah.

Tata Krama Menggunakan Transportasi Umum

     Waktu itu, entah tepatnya kapan, yang jelas saat itu adalah akhir pekan. Aku duduk di halte bersama mama menunggu bis yang akan menjemput kami ke tempat tujuan kami. Saat bis datang, bis itu sudah penuh sesak oleh penumpang, maklum hari libur. Aku dan mama tidak mendapatkan tempat duduk, tapi itu bukan masalah besar buatku, toh kemana mana menggunakan transportasi umum dan berdiri adalah hal yang biasa untukku. Tapi, aku mengkhawatirkan mama saat itu, sudah hampir sepuluh menit dan tidak ada yang berinisiatif untuk memberi beliau tempat duduk, aku melihat sekeliling, mengamati keadaan, dan yang kudapati adalah mayoritas yang menempati tempat duduk dalam bis itu adalah anak muda. Ironi. Betapa generasi muda sekarang begitu tidak pedulinya akan tata krama dalam bertransportasi umum.      Masih kental dalam ingatanku, saat itu aku baru sekitar kelas 1 SD. Ayah mengajakku liburan keluar kota dan kami menaiki transportasi umum yang berupa bis. Aku yang masih kecil dan digendong ayah